“Tidak Flow, aku tidak bisa memegang benda nyata
seperti ini. Pergilah pulang, dan hancurkan benda ini tepat di kamarmu! Karena
kamar yang kau tempati sekarang adalah kamar milikku dulu.” Kali ini dia
menunjukan wajahnya, dia tidak menyeramkan. Bahkan dia tampan. Mukanya begitu
lucu.
“Tapi aku harus sekolah Nath!” Kali ini nadaku
benar-benar serius, karena tinggal 5 menit lagi jam sekolahku berbunyi.
“Kalau begitu, bawalah harmonika itu bersamamu Flow.
Dan aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi untuk memastikan bahwa harmonika
itu baik-baik saja”
“Terserah padamu saja”
Untung aku tidak terlambat, semua berjalan baik.
Kecuali harmonika, harmonika itu terus saja menjadi pertanyaan bagi teman-teman
sekalasku. Sejak kapan aku bisa bermain harmonika? Aku hanya bisa tersenyum
menjawab pertanyaan mereka.
Jam pulang sekolah telah berbunyi siang ini, segera
kupacu sepedaku menuju rumah, berlari menuju kamarku ditingkat kedua dari
rumahku. Dan membaringkan badanku di kasur, aku sudah seperti orang yang tidak
tidur berminggu-minggu.
“Flow Flow, hancurkan itu sekarang! Aku ingin segera
bermain”
Suara anak laki-laki kecil menghentikan istirahatku,
aku segera bangun dan anak kecil itu sudah berada di hadapanku. Ya siapa lagi
kalau bukan Nathan.
Dan kupukul harmonika itu sekeras-kerasnya, ku
banting, ku injak. Dan hancurlah benda itu menjadi berkeping-keping. Antara
percaya atau tidak, dia mengambil harmonika utuh dari serpihan-serpihan yang
telah kuhancurkan tadi.
“Terimakasih Flow, kau anak manusia yang begitu
baik, kenapa kau tidak takut pada kami dan lari? Pemilik rumah ini sebelumnya
selalu pergi.”
“Aku dan keluargaku beda, kami memiliki kemampuan
spesial untuk lebih mengerti kalian, dan kurasa kau tidak begitu menakutkan.
Kau begitu baik hans.”
“Terimakasih Flow, maukah kau mendengarkan aku
memainkan harmonika ini?”
“Dengan senang hati Nath.”
Lagu yang ia mainkan begitu mengharukan, dia bermain
begitu indah. Aku tak percaya ternyata dia baik, tak seburuk yang ku pikir
sebelumnya, kupikir dia akan menterror keluargaku seperti yang biasa “mereka”
lakukan.
***
Hampir 1 minggu ini aku tak melihatnya berkeliling
rumah, 1 bulan yang lalu dia masih sering kulihat berlarian, duduk diayunan
taman belakang, bermain harmonikanya dikamarku. Namun seminggu ini Nath sudah
tidak sering mengunjungi rumahku lagi. Ayah yang sudah pulang dari kerja dinasnya
sudah terbiasa melihatnya, jadi dia tidak begitu takut. Ibuku juga
mengijinkannya tinggal bersama kami, selama dia melakukan hal yang wajar. Namun
seminggu ini, aku begitu merindukannya.
“Nathan dimanapun kau berada sekarang, aku
merindukanmu disini” - Flow
Hari ini minggu pagi, begitu cerah. Seperti biasa,
aku berlari-lari pagi memutari area rumahku. Melewati geraja tua waktu itu membuatku ingat dengan
Nath.
“Flow..Flow apakah itu kau? Kemarilah”
Itu..itu suara Nathan, aku segera mencari sumber suara
itu muncul, ternyata dari sebuah sekolah tua dibalik gereja itu. Mungkin
bangunan ini dibangun dalam waktu bersamaan. Dan benar saja, ada Nath disana.
Bersama banyak teman-temannya.
“Hai Flow.. Aku begitu merindukanmu” Dia
mendatangiku dan memelukku.
“Kalian juga merasakan rindu? Kupikir hanya aku yang
rindu padamu”
Ketika aku memeluknya, kemampuan membaca masa laluku
keluar. Aku melihat banyak hal disana, tunggu ini kan berbulan-bulan yang lalu.
Aku melihat Nath duduk di ayunan dan membawa boneka itu. Dia ditarik oleh
perempuan, tunggu itu ibunya kurasa, dia membawa Nath ke lantai atas, tepatnya
ke kamarku. Nath didudukkan di sebuah kursi dan matanya ditutup. Tunggu
tunggu.. Seorang laki-laki berdiri disana, membawa sebuah pistol kecil. Astaga
beginikah cara Nath mati? Aku tidak mampu melihatnya. Aku mencoba melihat lebih
dalam.
Aku menemukan sesuatu, aku melihat Nath dikucilkan
oleh teman-temannya, aku melihat ibu dan ayah nath begitu di cemooh, diasingkan
oleh warga sekitar. Oleh karena ini mereka memutuskan bunuh diri?
***
Flow
maaf kan aku, telah membuka kisah masa laluku. Kuharap kau tidak trauma bertemu
denganku, sekarang aku telah memiliki sekolah dan teman-temanku. Ibu guruku
bernama Emma, dia begitu baik Flow. Aku harap kau mengunjungiku setiap malam,
tapi aku tau kau pasti takut keluar malam jika tidak aku menemanimu, tidak apa
Flow, aku pasti mengunjungimu saat jam istirahat, tapi aku yakin kau telah
tertidur saat jam 2 malam di waktu kalian. Flow kau tidak perlu mengkhwatirkan
aku disini, kuharap kau bahagia disana.
Regards
--Nathan
Sekarang
setiap malam, tepat pukul 2. Aku selalu mendengar ayunan itu bergerak,
menghasilkan decitan antar besi yang begitu keras. Dan ditemani harmonika yang
bermain begitu indah, seperti sebuah lagu tidur bagiku.
Kuharap
kalian juga menemui Nathan suatu saat nanti, untuk itulah aku berani
menceritakan cerita ini pada kalian.
“Karena
yang selamanya jahat tidak selalu jahat dan yang begitu baik tidak sebaik
kelihatannya.”
-END-
Makasih udah baca sampai abis:) jangan lupa comment! Jangan bosen-bosen visit ya!
EmoticonEmoticon